Harmoni, Damai, Abadi
Harmoni,
Tidak ada batang pohon yang cukup bodoh buat saling mematahkan.
Damai,
Sebab seluruhnya saling melengkapi.
Air laut menguap naik disebabkan sinar matahari.
Hujan membawanya turun.
Sungai yang mengembalikannya ke laut.
Abadi,
Sebab dalam diam, alam sedang menyuarakan suara-suara keabadian.
Dengan bantuan kepekaan, ada yang pernah menemukan :
Alam ada, lebih dari sekedar membuat manusia hidup.
Alam juga tanda-tanda jalan pulang menuju kedamaian abadi.
Alam menyimpan tanda-tanda pulang ke rumah kedamaian?
Ya, akan tetapi hanya pada manusia yang bersahabatkan kepekaan.
Perhatikan binatang dan pepohonan.
Binatang hanya mengenal bertumbuh ke luar (badannya membesar).
Dan kemudian, bermusuhan dengan waktu. Semakin tua berarti semakin renta.
Pepohonan bertumbuh keluar sekaligus kedalam (berakar ke dalam bumi).
Dan hasilnya, pepohonan bersahabat dengan waktu. Semakin tua semakin perkasa.
Lihat pohon rimbun. Siapa saja yang berteduh di sana pasti akan merasa teduh. Pohon tidak bertanya, tidak memilih, tidak berdebat, jika berteduh di pohon, ya teduh. Seperti mau mengajarkan, kurangi bertanya, kurangi memilih, kurangi berdebat, itulah awal kedamaian.
Air di sungai melewati semua penghalang. Satu-satunya sebab kenapa air sungai demikian perkasa, karena sifatnya yang lentur. Dalam kelenturanlah, demikian air sedang berbisik, ”Kedamaian itu mudah ditemukan”.
Perhatikan orang yang tidak bisa berenang dan kecebur di sungai. Ia melawan, tenggelam, mati, dan akhirnya mengapung. Berhenti melawan, dan hidup pun membiarkan Anda mengapung damai di permukaan.
Ikan berenang, tidak memaksa diri untuk berlari.
Burung terbang, tidak mencoba untuk berenang.
Serigala berlari, tidak berusaha untuk terbang.
Tahu diri, itulah rahasia kedamaian.
Pohon terlihat, dan berguna.
Udara tidak terlihat, dan lebih berguna.
Kedamaian, ia lebih banyak tersembunyi pada hal-hal yang tidak terlihat.
Tentu saja masih ada lagi tanda-tanda kedamaian yang mau diajarkan alam. Yang jelas, alam penuh kedamaian karena semua dilihat sebagaimana adanya.
Beberapa teman yang sudah sampai dalam penerimaan menitipkan pesan-pesan:
”Dalam kedamaian yang mendalam, semua hal membawa sidik-sidik jari tuhan”
Sumber : Gede Prama. 2004. Lentera-lentera Kedamaian. Jakarta : PT Elex Media Komputindo